Kebiasaan mencari-cari kesalahan, menggunjing, mengumpat dan memfitnah sudah sedemikian lumrah, sehingga sirna sudah naluri atau kemampuan untuk merasakan kebusukan perbuatan-perbuatan itu. Dan saat ini dimana-mana orang tidak menghindarinya. Juga, posisi tinggi mimbar pun tidak mencegahnya, begitu pula kesucian masjid. Bila beberapa orang bersahabat duduk bersama, maka topik pembincangan yang menarik perhatian mereka adalah membicarakan kesalahan-kesalahan lawan-lawan mereka dengan tambahan warna-warni, disamping menyimak dengan seksama pembeberan kesalahan-kesalahan tersebut. Meskipun si pencari-pencari kesalahan itu sendiri melakukan kesalahan-kesalahan yang ditudingkan dilakukan orang lain itu, namun dia tidak mau kalau kesalahan-kesalahannya sendiri dibeberkan.
Bila seperti itu situasinya, maka hendaknya dipertimbangkan perasaan serupa yang dimiliki orang lain, dan hendaknya dihindari perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain dan jauhi pula perbuatan yang bisa melukai perasaan orang lain. Hendaknya ikuti pepatah ini: “Jangan lakukan terhadap orang lain apa yang kamu tidak ingin orang lain melakukannya terhadapmu.”
Menggunjing (ghibah) didefinisikan sebagai membuka kesalahan atau aib saudara seiman dengan tujuan menjelek-jelekkannya sedemikian rupa, sehingga memedihkan hatinya, entah itu dilakukan dengan kata-kata, menyindir atau menuduh secara tidak langsung, atau dengan perbuatan baru bisa disebut menggunjing, mengumpat, memfitnah atau menjelek-jelekkan orang, kalau itu tidak sesuai dengan fakta. Menurut mereka, kalau menceritakan apa yang dilihat atau didengar persis seperti apa adanya, maka itu bukan menggunjing, memfitnah atau menjelek-jelekkan. Mereka mengatakan tidak menggunjing, mengumpat atau memfitnah orang, tetapi hanya memaparkan apa yang mereka lihat atau dengar saja seperti apa adanya. Padahal sesungguhnya menggunjing merupakan sebutan untuk penceritaan fakta-fakta ini sendiri, karena kalau tuduhan itu tidak benar, berarti tuduhan itu palsu. Nabi SAW diriwayatkan bersabda:
“Tahukah kamu apa ghibah itu?” Orang-orang berkata, “Allah dan Nabinya lebih tahu.” Kemudian Nabi SAW berkata, “Ghibah adalah kalau kamu berkata tentang saudaramu sesuatu yang melukai hatinya.” Seseorang berkata, “Bagaimana kalau aku membeberkan kondisi sebenarnya dia?” Nabi SAW menjawab, “Baru disebut ghibah kalau apa yang digunjingkannya itu memang begitulah faktanya, bila tidak, berati kamu melontarkan tuduhan palsu kepadanya.”
Banyak sebab kenapa orang asyik menggunjing, dan karena inilah orang kadang melakukannya dengan sadar dan kadang tanpa sadar. Abu Hamid al-Qhazali menyebutkan sebab-sebab ini dengan terperinci dalam bukunya, Ihya’ Ulumudin.Beberapa dari sebab-sebab penting ini adalah :
1. Untuk memperolok atau menertawakan orang, atau untuk membuat orang yang diperolok terlihat hina.
2. Untuk membuat orang tertawa dan untuk memperlihatkan rasa senang si pengolok.
3. Untuk mengungkapkan perasaan si pengolok yang berada di bawah pengaruh amarah.
4. Untuk membangun perasaan di bawah pengaruh amarah.
5. Untuk merusak hubungan atau keterlibatan orang yang digunjing dalam suatu perkara; iaitu kejahatan tertentu bukan saja dilakukan oleh satu orang, namun orang lain juga ikut melakukannya.
6. Untuk menjadikan diri sebagai bagian dari kelompok tertentu ketika bersama kelompok tertentu tersebut, agar terhindar dari situasi “bukan bagian dari” mereka.
7. Untuk mendiskreditkan seseorang yang dikhawatirkan akan membuka aib di penggunjing.
8. Untuk mengalahkan lawan, musuh atau saingan dalam pekerjaan, bisnis atau urusan yang sama.
9. Untuk mendapat posisi dari seseorang yang memiliki kekuasaan.
10. Untuk mengungkapkan rasa sedih, dengan mengatakan sungguh menyedihkan si fulan telah terjerumus dalam dosa ini dan itu.
11. Untuk mengungkkapkan keheranan atau kekaguman, misalnya saja dengan mengatakan bahwa si fulan hebat karena dia telah berhasil melakukan ini.
12. Untuk menyebut nama si pelaku sebuah perbuatan ketika mengungkapkan amarah karena pebuatan itu.
#sumber dari: http://www.jkmhal.com/
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan